Sabtu, 19 Juli 2014

Real Friends, Always Being Wanted

Well, hey, sebelum aku mulai banyak nyerocos di postingan kali ini, aku punya pertanyaan yang bisa dibilang random untuk dijawab.

Pernah gak sih, kamu ngerasa akrab sama temen-temen kamu, tapi setelah dipikir-pikir, mereka bahkan seperti gak nganggep kamu sebagai teman deketnya mereka sendiri?
Kalo kamu pernah ngalamin hal itu, perasaan apasih yang ngerayap di hati kamu? Kalo aku sih, sedih to the max, of course. But to be honest, kita gak selalu ngedapetin semua hal yang kita harapkan, kan?

Hmm, lupain tentang pertanyaan random itu. Sedih gue jadinya. Ahahah-_-v
Kenapa jadi melow gini?

Bicara soal temen, aku punya beberapa 'tipe temen' yang paling aku harepin kehadirannya di sekitar aku. It's like: most-wanted-friends-ever.

[P.S: Nama tipe-tipe yang bakalan aku jabarin dibawah ini adalah hasil ciptaan murni dari kepala aku sendiri. Tidak ada sangkut paut dengan Kamus/Ensiklopedi/dll, jadi jangan ribet mikir apalagi sampe harus di googling. Jangan, entar lo bingung dan mengekstrak gadget lo sendiri kek kulit manggis.]

First: Freakin-weirdo but Fun&Easy-going Type
Nah, apaan dah tuh? Tipe yang satu ini adalah tipe; aneh-awkward, sometimes bikin malu-maluin, tapi nyenengin, dan asik kalo diajakin kemana-mana. Tipe yang begini nih, paling klop kalo diajakin bercandaan, plus seru-seruan, minus untuk hal-hal normal. Tipe ini biasanya adaaa aja hal gila yang dia pikirin dan gak pernah terlintas di pikiran kamu (bahkan aku). Kehadiran si Freakin-weirdo ini, bisa membuat hari-harimu lebih berwarna dan berkesan. Gak bikin kita sumpek, apalagi boring.

Second: Kindly-wise and Normal Type
Tipe yang seperti ini adalah tipe temen yang bisa menetralkan suasana. Kok bisa? Ketika si freakin-weirdo melakukan hal-hal gilanya, selalu ada kindly-wise yang membatasi hal tersebut sehingga tidak menimbulkan dampak negatif berskala besar di sekitar lingkungannya yang berpotensi untuk si freakin-weirdo disambit sandal jepit sama warga sekitar.
Kindly-wise selalu bijaksana dalam menanggapi segala hal apapun, sehingga kehadirannya membuat kamu tetep down to earth dan membatasi diri kamu sendiri agar tetap menjadi orang normal seperti yang seharusnya.

Third: Understanding-care and Obviously Bukan Mulut Ember Bocor Type
Bwahahaha, tipe yang ini panjang banget namanya. Gyahaha. Seandainya ini emang nama, pasti dia stress gimana bulatin namanya entar di Ujian Nasional. Oke.Gak.Penting.
OK, lanjuts yu, cyinnn.
Jadi, tipe Understanding-care and blah blah blah ini, adalah tipe yang bisa banget jadi tujuan kamu buat curhat ataupun nangis. Baik itu nangis air mata asin, air mata buaya, air mata kuda, maupun air-air lainnya. Ini dikarenakan dia adalah orang yang pengertian, pedulian, respect sama cerita-cerita kamu (walaupun alay bin lebay kek orang kesurupan), dan satu hal yang pasti: cerita aib lo, gak akan merembes kemana-mana. A good secret keeper, and will never be ember bochooor.
Kehadiran makhluk satu ini, bener-bener berguna disaat kamu-kamu semua pada galau, gundah, resah, dan gak tau harus cerita sama siapa. Percayalah, dia akan menjadi pendengar yang baik untuk kamu. Ketimbang cerita sama tembok, yekan???

Fourth: Friendly-polite and Welcome To The Others Type
Yeshhh, alhamdulillah kamu masih baca sampe tipe yang ke-4. Kirain udah muntah ngeliatin rentetan kalimat gue yang alay bin memuakkan dengan english skill standar. Huahaha.
Balik ke point pembahasan. Sooo, this type is sooo socialist. Tipe yang satu ini tuh adalah tipe yang peramah, sopan, dan selalu terbuka untuk orang lain. Maksudnya, meskipun nantinya dia udah akrab sama satu kawanan, dia gak bakal nutup diri buat akrab juga sama temen-temen yang lain. Kehadiran tipe yang satu ini jadi bikin kita punya lebih banyak temen, dan selalu ngingetin kita, kalo pada dasarnya, kita semua itu adalah makhluk sosial yang selalu butuh orang lain. 
Dengan adanya komunikasi yang baik pada banyak teman lainnya, kita jadi kompak dan rukun. Apalagi nih, kalo ada tugas kelompok di sekolah, kita jadi gak risau deh kalo entar kenanya sekelompok sama yang bukan temen deket kita, karena kita merasa enjoy dan nyaman sama semua teman.

Fifth: Religious-loving and Sweet Type
Wooho! Kita sampai pada tipe yang terakhir. Kenapa aku tempatkan tipe ini terakhir? Uh yeaaah. Tipe ini adalah tipe religius, penuh cinta, dan manis. Manis apanih? Ahahaha. Jadi, aku tempatkan tipe ini yang paling akhir karena tipe ini adalah sebagai pengingat dari segala tipe. Tipe yang paling berharga, harus di ingat dan di kenang sepanjang masa.
Tipe ini tidak lain dan tidak bukan adalah tipe temen yang taat agama. Di setiap perkataannya menyimpan kesan manis tersendiri dan bermakna. 
Kebayang gak sih, gimana kita akan menjadi anak kece yang banyak pahala? Secara, selalu ada temen yang ngingetin kita buat sholat, ngingetin kita buat istighfar tiap-tiap kita buat salah, ngingetin kita untuk rajin belajar, ngingetin kita buat tetep patuh sama kedua orangtua, ngingetin kita agar selalu berbuat sesuatu yang menuju kepada kebaikan. Good friend always made you into a good person, too.
Kehadiran tipe temen yang ini, bener-bener bisa banget buat kita tetep inget sama Yang Mahakuasa, dan gak lupa untuk selalu berdoa; agar kita selalu menjadi manusia yang lebih baik di setiap harinya.

Tapi pada intinya, mau dia termasuk dalam tipe manapun, hal-hal yang pasti harus ada didalam diri mereka: real friends-feelings, always be there for me, standing up with me, honest to me, never brought me down, and will never leave me.

That's all, guys. Apa kalian termasuk ke dalam salah satu tipe di atas? If yes, CONGRATULATIONS you're accepted as my best friend. :)


Salam semangat,
Rifqa Imelda Miswa. L


(This written is dedication to all of my lovely bestfriends; Cut Vira Junischa Azhari, Cut Alya Rezky, Meidira Vania Kasyura, Nur Raeny Monika Pratiwi, Syarifah Aliya Yasmin, Cut Beuthari Ridhaya, Fairuza Aqila. +Nindy Mutiara, Iza Annura, Aliffa Fathia, Hafsyah Intan Martiastuti, Munira Rezkina.) you guys are one of amazing gifts that Allah SWT. ever give to me.

Minggu, 12 Januari 2014

Ketika Liburan Hanyalah Angan

Lima bulan. Iya! Lima bulan aku engga ngupdate ini blog. To be honest, aku memang lagi males-malesnya ngupdate blog. It happens because my tight schedule. Ciiaaatt. Sok famous (baca: peymes) aja nih gue! Plak! *di gampar maling*

Gimana engga? Di SMA ini, emang bener-bener 'hampir' gak punya waktu buat main-main. Mulai hari senin sampe kamis, pulang sekolah itu jam 5 sore. Hari jumat sama sabtu belum yakin gak punya kegiatan, pasti adaaa aja kegiatan, misalnya pas jumat itu ada latian pramuka. Hari sabtu mungkin ada rapat OSIS (ciyeh anak osis)  atau apa deh lain-lain sebagainya. Padat banget deh, jadwalnya. Hari minggu? Belum tentu aku bisa bangun pagi dengan indah dan mengerjakan segala rutinitas yang ada.

Sometimes, aku mikir... kenapa Alice engga tiba-tiba muncul aja di depan aku? Terus ngajakin ke wonderland, deh. Siapa tau dapat teh sama kue gratis. Terus berpetualangan deh, kek Dora de eksplorer. Hitung-hitung, sekalian liburan juga. Its true, I really need a rest.

Di saat-saat yang seperti ini, perlahan aku mulai ngerti, apa arti liburan yang sesungguhnya. Bagaimana sebuah liburan berjasa dalam hidup kita. Betapa kita menginginkan sang liburan yang abadi ketika kita terjepit jadwal. Betapa liburan sangat menawan di antara hari yang lain. Betapa... betapa.... betapa....



Salam dariku yang merindukan sang liburan.
Rifqa Imelda Miswa. L

Rabu, 31 Juli 2013

Tomboy Tak Selamanya Indah

Bonjouuuur!
Wehehee, sudah selama apa saya tidak ngupdate ini blog? Sudah seberapa kangen-kah anda-anda semuanya? Wakakak. Ke-geer-an sendiri. Udahan ya, kangen-kangenannya. Dan asal kalian tau, saya sekarang sudah SMA! (Etjieee). Entar deh, kapan-kapan saya bakalan cerita tentang sekolah baru saya. Sekarang saya pengin bahas tentang..... ya seperti yang tertera pada judul.
Dan..................... kenapa dari tadi ngomongnya pake 'saya-anda'. Sejenis aneh.

Hmm, ngomong soal tomboy, aku jadi keinget diri sendiri. Wakakak
Memang sih, tahun-tahun kemarin (sekitar 5 tahun belakangan) aku masih dalam predikat 'tomboy-akut', tapi kalo sekarang sih.. tomboy-nya sih masih ada, cuman mulai nipis. Itu karena proses menuju kedewasaan. Widiiww, gue kurang keren apa tjoba?

Well, lima tahun belakangan itu gambarannya kayak apa, ya? Wahaha, yakin nih pen bet tau? Kalo engga ya gapapa, ga perlu di terusin bacanya. Setop aja sampai sini.

Tapi berhubung karena lo masih baca, yaudah gue kasih tau.

Cerita pertama:  Malam itu, sekitar 5 tahun yang lalu, pas aku masih kelas 5 SD, bertepatan pada bulan Ramadhan, aku bareng abangku yang cowo (ya iyalah cowo, panggilnya aja 'abang'), samaan banget males pergi terawih. Meskipun Ibunda tercinta sudah melontarkan nasihat-nasihat bijak nan mempesona untuk rajin ibadah, kami berdua tetap pada keteguhan hati kami untuk malas pergi terawih pada malam itu. Terus abang gue bilang.
Abang: "Bosan juga ye, di rumah aja. Keluar cari angin gimana?"
Aku: "Ah elah, orang buang angin, kita malah cari angin. Kreatip!"
Abang: "Ikut atau engga? W mau pergi nih. Boceenn"
Aku: "Ikut!"

Gue langsung capcus ngambil jaket jeans lengkap sama topi item keren gue yang ada tulisan "habitat". Wakakakak. Ketje? Ketje? Pasti. Dengan celana jeans biru pendek 2 centi di bawah lutut, plus sepatu homy ped gue yang canggih bisa idup lampu (eh, engga deng), gue siap cari angin bareng abang.
Eits, tunggu dulu. Cerita soal rambut, ga boleh lewat. Berhubung Ibunda kami tercinta tak membolehkan putri-putrinya memotong pendek sang rambut, aku pun berambut panjang. Selalu...... berambut panjang. Sampai sekarang (kecuali pas TK, aku berambut pendek waktu itu, di karenakan belum bisa ngurus rambut dengan baik).
Karena itu, aku pun menyiasatinya dengan menggulung rambut rapunzel-ku (huahaha) ke atas dan menyelipkannya ke dalam topi, dan TA-DAAAA!!! Alhasil, aku berpenampilan super cowok malam itu. Wakakaka. Tapi itu pas jaman aku belum jadi jilbaber.
Oh iya! Jangan lupa dengan jam Spider-Man nya! Dulu aku punya 3 jenis jam tangan Spider-Man dengan bermacam warna dan pose. Well, malam itu aku lebih milih yang warna biru dan si Spider-Man lagi pose siap nangkap penjahat dengan jaring-jaring mautnya! Ketje? Ketje? Pasti.
"Udah bisa capcus?" Tanya sang abang yang udah ready sama motornya.
"Ok."
Jadilah kami bercari-cari angin. Bahaha, bahasa apaan 'bercari-cari angin'?
Engga taunya, abang gue malah ngapelin pacarnya (calon pacarnya) di emperan orang jualan bakso. Dan gue pun makan bakso. Gue di tanyain macem-macem sama pacarnya (calon pacarnya) yang ternyata kuliah di jurusan psikologi! Gue di tanyain:
-Warna kesukaan adek apa?
-Kenapa penampilannya suka yang kek begini?
-Kenapa suka warna item dan biru?
-Kenapa adek ga suka warna pink?
-Adek hobinya apa?
-Kenapa hobi gambar?
-Kenapa hobi ngerecokin orang?
-Kenapa hobi nonton bola?

Wah, macem-macem deh. Untung kaga di tanyain nilai matematika gue berapaan-_-

Nah, pas pulangnya, ini nih the masterpiece dari cerita ini. Aku paling suka cerita di bagian ini.
Jadi, pas aku dan abang lewat jalan yang deket masjid, kan banyak tuh orang yang baru siap terawihan, trus banyak cewe-cewe cantik nan alim lagi jalan kaki mo pulang ke rumah (ya iyalah ke rumah, lucu aja kalo ke sawah), ya karena basically aku yang hobinya gangguin orang, ditambah dengan abang yang mendukung hobi satu ini, berhasilah malam itu aku tebar-tebar pesona sama cewe-cewe cantik nan alim itu. Sembari motor melaju lambat, aku yang duduk anteng di belakang senyumin sana-sini cewe-cewe yang berhadir pada malam itu. Sekayak engga sadar kalo diri sendiri juga cewe.
"Assalamu'alaikum, Kak. Ih, cantik bet sih"
"Assalamu'alaikum, Kak. Hati-hati jalannya"
"Assalamu'alaikum, Kak. Butuh tumpangan?"

Wakakak, yak begitulah aku tebar pesona sambil senyumin semua yang cantik. Malah gue curiga, pasti ada yang klepek-klepek ngelihat kegantengan gue malam itu.
Tapi ada satu cewe, dia caaaaantik banget. Dia naik motor bareng temennya, tapi tiba-tiba dia turun dari motornya dan bilang ke temennya:
"Bensin abis, nih."
"Trus gimana?"
"Ya di dorong, bego."
"Dorong?! Ewh"
"Dorong atau aku tinggalin disini?"
"Iyaaaa, aku dorooonggg. Hmm, iyaa"

Terbitlah sapaan licik dari kepala gue yang pas buat kakak cantik itu! Yah, engga jauh-jauh lah dari kata 'jahil'. Tapi aku lebih suka nyebutnya 'candaan kecee nan gaul'. Daannn... dengan kerennya aku berkata:
"Assalamu'alaikum, Kak. Aduh, cantik-cantik harus dorong motor. Kenapa? Habis bensin ya? Ya udah, semangat dorong, kak! Perlu di bantu? Perlu di semangatin?"
Dan ternyata............ dia orangnya sensitip.
Langsung aja dia lepas sandal jepitnya yang warnanya kaga jelas (maklum, itu udah malam, engga kelihatan warnanya) dan ngambil ancang-ancang buat ngelemparin gue. Huwoooo!!!
Dengan cepat aku langsung berseru ke abang: "Bang! Tancep gassss!!!"

Ga butuh waktu lama, kita berdua udah ngibrit jauh dan terhindar dari godaan layangan sandal jepit yang terkutuk. Wahahah
Aku sama abang ngikik-ngikik kegirangan.
"Bwakaka, cantik-cantik ternyata hobinya lempar sandal jepit!"


[P.S: Begini begini, aku masih naksir cowo, lho ya. Don't misunderstanding!]

Cerita kedua: Aku pernah terlibat perkelahian kecil-kecilan sama anak cowo pas kelas 5 SD (lagi) karena itu cowo doyan amat gangguin temen-temen aku yang cewe. Berhubung aku sang pembela kebenaran tanpa bayaran (sebenernya sih sok pahlawan, yak), langsung aja aku tarik kerah bajunya sambil ngepalin tangan buat nonjokin wajahnya (itu gaya aku sampai sekarang kalo udah marah tingkat propinsi). Si cowo udah mangap-mangap minta damai. Elah, belum juga gue tonjok. Tapi aksi itu cepet-cepet aku urungin, sebab seorang guru cantik lagi melenggang ke arah aku. Sambil nyengir lebar, aku ngomong ke Ibu itu dengan wolesnya:
"Ehehee, dia ini lho, Bu! Dia gangguin anak-anak cewe! Ya saya ambil tindakan aja, Bu."
"Ya, tapi kan engga gitu caranya."

Cerita Ketiga: Gue pernah di panggil "abang ganteng" sama satu sekolahan (termasuk wali kelas pas kelas enam) karena ke-keren-an gue yang tak henti-henti memancarkan sinarnya. Sahabat seperjuangan gue yang namanya Nindi yang tomboy-nya hampir-hampir mirip sama gue (tapi dia lebih cepat berevolusi jadi feminin ketimbang gue) juga ikut kecipratan sebutan keren nan inovatif ini.

Yah, seperti itulah gambaran tentang aku 5 tahun yang lalu. Tapi begitu aku masuk SMP, proses menuju kedewasaan pun terjadi . Itu juga ngebuat aku makin sadar kalo sejatinya aku memang cewe. Dan makin banyak bersyukur kepada YME telah di ciptakan sebagai perempuan. Aku mulai ngubah kebiasaan-kebiasaan cowo aku yang engga boleh ada di cewe. Misalnya ngeganti celana-celana pendek 2 centi di bawah lutut dengan rok panjang. Terus jilbapan. Ya, jadi makin alim laaahh. Jadi perempuan juga keren, kok. Engga cuma cowo aja.
Kita juga bisa jadi cewe tangguh yang ga bisa di remehin sama cowo.
Contohnya, pas di SMP, aku berhasil menduduki posisi sebagai ketua kelas selama 2 tahun, dan wakil ketua kelas selama 1 tahun.
Jadi, walaupun cewe, tetep harus tangguh. Walaupun tomboy, tapi tetep harus kudu wajib perhatiin apa-apa yang engga boleh dalam aspek keagamaan.
Contoh: meski tomboy, ga boleh pake celana pendek (memperlihatkan aurat kepada yang bukan muhrim) dan mirip-miripin diri sendiri sama cowo. Karena sejatinya, kita harus ikutin semua peraturan dalam agama. Dan dalam Al-Qur'an maupun Hadits juga di ajarkan kalo yang cewe ga boleh menyerupai laki-laki, begitu pula sebaliknya.
Contoh lainnya: meskipun tomboy, tetep dong harus pake jilbab.

Maka dari itu, jadi tomboy 'banget' itu ga selamanya indah. Especially, menurut agama. Cewe itu ga boleh ngubah-ngubah kodratnya sebagai cewe, kalo cewe ya cewe aja. Ga boleh berlebihan banget. Tomboy yang wajar-wajar aja. Yang wajar itu ya engga menyeleweng dari ajaran agama. That's all, gals!

Jadi pada intinya, meski tomboy, jadilah tomboy yang Islami (Moslem only. Yang non-muslim sih, saya gak tau ya, hehe).
Nah, untuk para cewe tomboy, semoga kita bisa terus jadi tomboy yang muslimah yaaa! Enjoy ur life!<3
Maap yaa kalo ada salah-salah kata. Namanya juga manusia. Nobody's perfect, isn't it?


Salam semangat,
Rifqa Imelda Miswa. L






Sabtu, 06 April 2013

Ada Cerita Tentang Pocut Dan Udin

Well, cerita cinta itu engga harus selalu romantis kan? Iya kan? Iya doongg. Pasti.
Bisa aja, cerita cinta itu ada yang ber-tema-kan goblok, tolol, bahkan sama-sekali engga berakhir bahagia. Gimanapun, itu masih tetap dinamakan cerita cinta kan?

Ngomong-ngomong soal cinta, sebenernya setiap orang paham engga sih apa itu definisi dari 'cinta'? Satu kata yang disusun dari 5 huruf dan mempunya makna mendalam. Tergantung sih, sama masing-masing orang yang mau ngasih makna dari cinta itu apaan. Bisa aja kan, dia ngasih makna bahwa cinta itu adalah kucing (ehh engga deng, becanda-_-), cinta itu adalah kambing (becanda lagi), cinta itu adalah rambut keriting (ups! tuh kan, becanda lagi!).

Terus terang, aku sendiri juga belum bisa di bilang profesional dalam mendefiniskan 'cinta'. Kalo menurut aku sih, cinta itu engga hanya perasaan yang ditujukan kepada lawan jenis (pacar gitu lah ya maksudnya), cinta itu juga bisa ditujukan kepada orangtua, sahabat, adik-kakak, binatang piaraan, dan lain-lain.

Tapi jujur deh, gue dari tadi cerita-cerita tentang 'apa itu cinta' padahal kagak ada nyambungnya sama postingan kali ini. Pwahaha-__-v
Yaaahh, tapi ada nyambungnya juga dikit sih. Ah, goblok ah! (Maksudnya gue yang goblok, bukan lo... tenang aja)

Baiklah, sebenernya aku mau bagi-bagi cerita tentang pengalaman sahabat aku yang kurang beruntung dalam hal cinta.
Namanya Pocut. Lengkapnya sih, Cut Vira Junischa Azhari. Lebih bahagia kalau di panggil Pocut. Yah, sebut saja begitu.
(PS: Jangan panggil dia Vira. Dia benci nama itu.)

Nah, si Pocut ini dulunya pernah jatuh cinta. #NowPlaying: Justin Bieber-Baby.
Dia jatuh cinta sama.., yaah, sebut saja Udin (nama samaran. Kalo taro nama asli, entar di gampar gue sama si Pocut). Udin adalah seorang kakak kelas yang 'menurut aku' sih biasa aja. Tapi kalo menurut Pocut sih, si Udin ini luar biasa. #NowPlaying: Bruno Mars-Just The Way You Are.

Pocut mulai suka sama Udin pas kelas 8. Pocut gencar banget nyari nomer hp si Udin dan nge-sms-in si Udin tiap hari. Tapi di bagian dunia yang lain, si Udin merasa biasa aja. Kalo pun si Pocut sms, jawabannya juga singkat-singkat aja alias SI UDIN INI ANAK YANG CUEK BEBEK!
Weess, tapi tunggu dulu. Bukan Pocut namanya kalo cepat menyerah. Pocut sabaaar banget ngadepin ini makhluk 'biasa aja' dengan tampang standar bernama Udin. Gue aja yang sahabatnya dari jaman dahulu kala kaget ngelihat dia bisa jadi sabar kagak ketulungan kayak gitu. Percaya deh, lo harus bilang WOW!

Pas itu kan aku sama Pocut kelas 8, dan si Udin kelas 9. Yang artinya dia bakalan minggat dari sekolah gue-Pocut lebih cepat (tamat maksudnya, ngelanjut ke SMA). Dan Pocut GALAU banget mikirin hal itu. Hingga dia menimbang, mengingat, dan memutuskan... untuk bilang 'suka' sama si Udin sebelum terlambat. Dan pas itu, Udin cuma menjawab dengan satu jawaban skakmat yang membuat Pocut terharu seterharu terharunya. Dia ngejawab....

"Makasih..."

-sekian-


Gue juga ga ngerti kenapa gue ceritain mereka berdua. Padahal engga ada sisi menariknya sama sekali. Mungkin karena gue lagi kurang kerjaan aja kali ya. And, guess what? Gue bener-bener eneg dengerin berita UN 20 PAKET SOAL. Di kirain gue gangerti-ngerti apaan itu 20 paket!!! DAN KENAPA GUE HARUS NYEBUTIN 20 PAKET SOAL LAGI SIH DISINI?? SEBENERNYA INI BLOG GUE ATAU BLOG UJIAN NASIONAL SIH??!!!

Senin, 11 Maret 2013

Antara Aku, Arisan Ibuku, dan Poster Greyson Chance

Sedih.
Sedih banget.
Iya, beneran sedih.

Besok, adalah hari dimana aku akan merasa..... tua. 

Hari dimana, rumahku akan dihuni oleh Ibu-Ibu yang selalu bertanya... "Kamu udah kelas berapa? Sekolah dimana? Rencananya mau lanjut kemana? Kemarin peringkat ke berapa?". Dan secara tidak sengaja, aku akan bergabung dengan mereka. Sehingga terlihat.... tua. Tua. T-U-A.

Okedeh, aku ga mau ini berlangsung terlalu sedih. Jadi, besok itu adalah... hari arisan Ibuku tercyiiientahhh. Dalam benakmu, pasti bertanya-tanya....

"APA HUBUNGANNYA ARISAN IBU-IBU SAMA POSTER GREYSON CHANCE??!"

Aku tau kegelisahan hati kamu akan hal itu. Makanya aku akan menjelaskan, jadi jangan mikir ngawur kemana-mana.

Sehubungan akan dilaksanakan arisan Ibuku tercyiientahh <-(ok, ini alay), secara otomatis, seisi rumah 'harus' 'kudu' 'wajib' bersihin rumah sebersih mungkin. Termasuk..... aku.
Dan dari sinilah, cerita sedih ini dimulai.

Malam kemarin, tepatnya jam 21:09 WIB, Ibu dan aku berdialog singkat nan menyedihkan dan menakutkan, begini dialognya:

Ibu: Tolong itu, poster-posternya di copot semua. Mau poster Gerisen 'kek, Jassetin 'kek, apalah 'kek gitu, copot semua. Pokonya, besok dinding itu harus udah bersih. Ok?

Aku: Tapi....

Ibu: Engga ada tapi-tapian, malu tau kalo dilihat sama tamu poster-poster ga penting gitu. Ga ada gunanya juga.

Well, aku nempel poster itu bukan di kamar aku. Haha-_-v
Makanya dapat di akses oleh semua yang mondar-mandir di ruang TV (baca: tipi). Secara, meja belajar aku itu dekat dengan ruang TV (baca: tipi), aku pilih dinding dekat meja belajar  karena... apalagi kalo bukan entarannya udah malas belajar, ya ngeliatin poster abang-abang gue yang cakep-cakep itu. Muehehe-_-v
Ok, lanjut dialog:

Aku: *mata berkaca-kaca* (note: bukan kemasukan beling)

Ibu: *menatap woles, kemudian pergi*

Baiklah, aku sedih bukan karena poster-poster itu harus segera di copot. Tapi......


Emak gue salah ngucapin namanya GREYSON sama JUSTIN!!!!
Harusnya GREYSON, emak gue malah nyebut GERISEN -__,-
Harusnya JUSTIN, emak gue malah nyebut JASSETIN -__,-

Salah gue apa coba? Gue udah ngerasa ngajarin ke emak cara baca yang baik dan benar. Ternyata gue GATOT alias GAGAL TOTAL. Gue, sebagai anak merasa dodol.

Kenapa ini tuh nyesek banget???!!!! KENAPA????!!!! KENAPAAHH???!!!
*kemudian hening* *bunyi jangkrik*
*ambil tisu* *sluuurrttt* *sluuurrt*

Salam kelabu,
Rifqa Imelda Miswa. L


PS: kalo mau nempel poster, jangan ketika Emak lo mau arisan. Dan jangan deket ruangan TV (baca: tipi).

Selasa, 18 Desember 2012

Kenapa Aku Berbeda?

Nah! Pertama kali baca judul postingan ini, pasti kalian keinget sama Film 'Ayah, Kenapa Aku Berbeda?' kan? Nah! Itulah yang aku sebut 'nah'! (Kenapa jadi banyak 'nah'? -_-)
Bukan. Ceritaku ngga sama kok, dengan yang ada di Film itu. Tenang ajaaa, hebatnya film itu ngga akan terganti kok, sama ceritaku ini.
Jadi, aku milih judul 'Kenapa Aku Berbeda?' karena aku lagi didalam dilema besar.
Bukan. Bukan Dilema-nya CherryBelle kok. Tenang ajaaa, chibi chibi chibi ngga akan terganti kok di hatinya para TwiBi.
Ahh, udahlah. Aku ngga jadi cerita deh. Pertanyaanku soalnya random banget-____-
Tapi... ehh, tapi, yagitudeh, anu... cerita aja kali yak? Bwakaka, maklum, remaja labil----> Rifqa Imelda -_-

Aku sering bingung, kadang juga galau kalo mikirin ke-berbedaan-nya aku ini. Gimana ngga?


Cerita pertama, hari itu, hari senin. Kalo anak gaul bilangnya itu Monday alias Monster Day. Jadi, hari itu adalah hari dimana seorang guru mengumumkan bahwa.....


"NILAI UTS AKAN DI UMUMKAN HARI INI! CETAAAARRR"

Ini ciyus, lho. Kecuali yang bagian cetaaaarrr-nya._.v
Bertepatan pada kalimat terakhir guru tersebut, semua murid gaduh termasuk teman-teman sekelasku.
"Yaoloh, ini gimana? Mampus aku kalo nilainya jelek, mampus, iyee, beneran mampus! Gapercaya? Beneran ga percaya? Iya, soalnya aku juga ngga percaya."
"Haduhh, gimana ini? Aku ngga berani lihat. Ntar kamu aja yang lihatin nilai aku. Tapi jangan kasih tau aku ya, puhlisss yayaya?"<---- ini gimanasih?-_-
"Mamaaaa! Do'akan nilai anakmu, Ma! Plissss, Ma! Nilai UTS, Ma! Aaaaa"
"Huwaaaa, nilai UTS woi! Nilai UTS!!!!!!"

Kurang lebih, kegaduhannya seperti itu, atau bisa jadi lebih parah seperti ini:
"Mama, Papa! Gimana nilai UTS-ku ini? Huwaaa, kalo nilainya anjlok, tolong jangan nikahkan aku sekarang!" *mati*

Aku? Nah, inilah alasan kenapa aku buat judul seperti di atas. Disaat semua siswa dan siswi gaduh ribut membicarakan nilai UTS yang ntah bagaimana akan nasibnya, aku hanya begini:

"Oh, hari ini ya? Nilai UTS kan? Oh, yaudah..."

Kenapa? Kenapa aku begini? Kenapa? Aku galau memikirkan ini. Tapi, ya memang seperti itu adanya. Aku bahkan ngga peduli sama nilai yang akan keluar. Maksudku, aku peduli. Tapi, ya begitulah, aku tidak terlalu mengambil pusing hal ini. Aku bahkan tidak mau repot-repot membuang tenagaku hanya untuk: "gimana nih? uwaaa, ini gimana aduh nilainya!"
Dan ternyata, teman-temanku yang mendengar pernyataan ini langsung me-respon:

"What the? Ahilah, santai banget idup lu, neng!"

"Ya amplop, Rifqa! Ini tuh pengumuman nilai UTS! U-T-S!!!"

Nah, sekarang aku tanya deh, terus kenapa kalo hari ini? Salah gitu, kalo pengumumannya hari ini?


Cerita kedua, hari itu, adalah hari Kamis. Kalo guru bahasa Indonesiaku tercyieentaah (Ibu Kartini) sebut sih, itu adalah hari Kemis. Iya, enelan deh, hari Kemis. Nah, pada hari itu juga, Ibu guru bahasa Arabku tercyieentaah (Ibu Tarbiati) bilang ke murid-murid IX-3 (kelasku) gini: "Ujian Nasional itu sudah pasti 20 paket untuk tahun ini. Kalian ngga akan bisa nyontek. Mau nanya ke siapa? Di antar kalian semua nanti, ngga akan ada yang soalnya sama. Nah, lho? Ngga ada yang bisa nolong diri kalian selain diri kalian sendiri."

Nah, disaat semua teman sekelasku menganga lebar sambil mengelu-elukan "20 paket soal", aku hanya......
                      
                       "Oh, 20 paket soal ya? Oh, yaudah..."

Aku bilang begitu, bukan berarti karena aku sombong atau semacamnya. Tapi, kembali lagi ke masalah tadi. Aku bahkan ngga mau repot-repot hanya untuk sekedar: "APA? 20 PAKET? MIAPAH? AAAAAAAAA"
Aku ngga mau.

Cerita ketiga, hari itu, hari Jum'at. Bertepatan pada jam pelajaran Al-Qur'an Hadits. Aku belum nyelesain LKS nih pelajaran. Gimana mau nyelesein? LKS-nya aja belum gue beli-________-
Finally, aku beli deh LKS itu. Kata si Ibu guru itu (beneran deh, gue lupa namanya), beliau ngga nerima lagi jawaban LKS Bab 1. Jadi, yang belum buat ngga ada nilai.
Dengan malas, aku kembali lagi duduk ke tempat dudukku. Teman-temanku pada nanyain, "Eh, Rifqa? Gimana? Udah ngumpulin LKS yang Bab 1?"
Ya aku woles aja ngejawab "Belum". Terus, mereka semua ribut deh tuh. Pada bilang gini ke aku?

"NGGA ADA NILAI, NYET! NYANTAI AJE LU!"

Kemudian, dengan tidak berdosa-nya aku langsung bilang........

"Oh, ngga ada nilai ya? Oh, yaudah..."

Aku lirik deh, teman-temanku yang natap aku ngga percaya. Mungkin dalam pikiran mereka, "Ini murid atau dinding? Enteng banget idupnya.."
Lagian, aku juga mau ngapain lagi? Ibu-yang-aku-lupa-namanya itu ngga nerima lagi jawaban LKS itu. So, what should I do? Ngga ada kan? Yaudah.

Akan tetapi, lambat laun aku menyadari...
Kenapa hidup aku enteng begini? Mau jadi apa aku ini setahun ke depan?
Pun, kenapa aku berbeda dari teman-temanku? Mau juga dong sekali-kali panik begitu. Tapi beneran deh, aku orangnya susah panik.Waktu gempa kuat (kalo ngga salah) tanggal 11 Maret 2012 lalu, waktu itu, aku masih kelas 8, dan aku sedang ada belajar tambahan sore di sekolah, dan ketika gempa kuat itu mengguncang, wuiiih, ngga kebayang seberapa banyak yang nangis-nangis, dan pengen pulang, aku sempat sih 'panik sedikit' hanya karena aku teringat Mama, dan keluargaku dirumah *eeeeaaa*
Dan saat itu, aku lihat sahabatku Iza dan Nindi udah berdarah-darah. Ternyata mereka kena reruntuhan plafon sekolah, tambahlah 'sedikit' panik. Sedikiiiit aja paniknya-___-
Karena saat itu, aku masih sempat-sempatnya ketawa karena ngelihat ada temanku yang nangisnya lebay amat cetaar ulala membahana tornado longsor banjir deh gitu pokoknya. Bayangin deh, disaat semuanya panik, nangis-nangis, dan pengen pulang, aku masih sempat-sempatnya ketawa? Ya Allah, apakah ada saraf otakku yang salah? Aku harap tidak ada.

Ok, kembali lagi kenapa aku berbeda. Ya, pertanyaan random ini memang susah sekali aku jawab. Aku harap, ke-berbedaan ini ngga akan membawa petaka. Kalo membawa petaka sih, do'ain gue cepet sembuh ya! Dan harap jangan ditiru. Semoga dapat mengambil hikmah dari ceritaku ya. Puhliss, kalian jangan mau jadi kayak aku yang hidupnya santai banget ya. Ingat yang kelas 9, sebentar lagi kita UN. Ayo semangat! (ini kenapa jadi ngomongin UN?) -_____-v

Baiklah, terimakasih yang sudah mau baca curhatan singkat (eh, ini singkat ngga sih?) ku ini. Bye, laff yaaa-__-v

Salam Woles,
Rifqa Imelda Miswa. L

Sabtu, 01 Desember 2012

Ketika itu, aku masih kelas 7.

Aku masih ingat, ketika itu, aku baru aja menginjak kelas 7. Dimana aku masih baru kenal dengan yang namanya facebook, twitter, dan sahabat-sahabatnya. Ketika itu, (dengan berat hati aku mengakui) aku masih dalam predikat anak 4l4y, alias alay. Gimana ngga? Dulu, tulisan sms, atau status facebook, pasti begini:
HaLo, aQ aNak KeReNzz Lho..
Ya, kurang lebih seperti itulah. Kenapa? Dulu, tulisan yang seperti itu, di kalangan anak seumuranku, adalah tulisan yang paling gaul, kreatif, inovatif, dan keren. Bahkan kami ngga tau itu sebenernya 4laY, alias mau gaul tapi ngga jadi (-_- )

Kadang, aku ketawa sendiri mengingat diri aku yang dulunya masih lugu, bego, dan semacamnya. Tapi, tenang.... aku ngga cuma ingat tentang ke-alay-an ku. Aku juga masih ingat, dulu, aku punya banyak sahabat-sahabat yang paling aku sayang (ok, ini terlihat seperti... berlebihan. Haha). Well, check them out!
1) CUT ALYA REZKY, cewe yang ceria, suka ketawa, dan selalu ada di saat aku sulit, ataupun senang. Setiap jam istirahat, atau mau ke toilet, atau makan siang, aku pasti sama dia. Aku sama dia itu, sama-sama suka JustinBieber. Dia juga suka DemiLovato. Tapi ntah kenapa, pas udah kelas 8, dia jadi K-Pop-er-___-. Ini dia:
2) FANI ATIQAH, cewe yang cantik, frontal, asik, dan ceria. Dia nge-fan abis sama yang namanya SelenaGomez. Apalagi kalo ada film The Wizards Of Waverly Place, dia senangnya bukan main. Dia juga selalu ada saat aku senang maupun sedih. Aku masih ingat, dulu, aku nangis didepan dia karena nilai Matematikaku sedikit. Dia juga yang nenangin aku. Thanks, Fani. Well, this is her:

3) CUT VIRA JUNISCHA, cewe energic yang selalu aja bikin aku kewalahan-___-.  Dia lebih suka disebut Pocut. Dia bahkan benci namanya sendiri: Vira. Dia itu nge-fan berat sama yang namanya Skandar Keynes (waktu kelas 7). Yep, dia Skandarians sekaligus Narnians. Dia suka banget dengan film yang diangkat dari novel yang ditulis C.S Lewis itu. Siapapun orang yang baru dikenalnya, dengan sigap ia akan mempresentasikan Film Kesayangannya itu. Ya, begitulah aku menyebutnya. Tapi sekarang, dia lebih sering membicarakan TaylorSwift dan DavidArchuleta. Inilah dia:

4) NUR RAENY MONIKA PRATIWI, cewe berkulit putih, tinggi, suka mendesain baju, dan suka menggambar manga! Yap, seperti aku. Mungkin itu yang membuat kami berdua cocok. Sebenarnya, Pocut juga suka menggambar manga, tapi dia lebih ke mendesain baju (dia pemerhati fashion). Kembali lagi ke Nur Raeny Monika Pratiwi (setdah, namanya panjang amat!), dia sering di panggil Tiwi. Ya, aku juga panggil dia dengan nama Tiwi. Dia anaknya ceria, dan suka tertawa kalo ada yang melawak didepannya. Kadang, dia juga bisa jadi cerewet. Contohnya, sehari yang lalu, dia merengek bilang ke aku gini: "Rifqa! Masaa nama aku ngga ada di blog kamu? Ahh, ga asik ah!". Nah, anak yang lagi suka photography ini, ngga suka banget di foto. Jadi, sampai detik ini aku engga punya foto dia satupun. Kemarin-kemarin sih ada, tapi udah hilang gatau kemana. Kayaknya di makan kutu sih pas terakhir kali gue periksa.. #CandaWoiii

5) SAVIRA ISMARYADI, cewe yang baik, berkulit putih, anak orang kaya (hehe), cantik, dan tidak sombong. Dia juga suka menggambar manga kayak aku dan Tiwi. Dia, paling ngga sukaaaaaaa di puji. Sekalinya di puji, bersiaplah menerima amukannya. Ntah apa yang menyebabkannya begitu, jawabannya: tidak tahu. Savira ini, anaknya lugu banget, sekaligus polos. Dia ngga punya facebook, twitter, atau semacamnya. Dia bahkan ngga peduli. Aku baru sadar, kalo aku ngga punya foto dia satu pun! :"(

6) MEIDIRA VANIA KASYURA, cewe cantik berpipi tembem ini, juga sahabatku. Aku ngga punya bahan apa-apa tentang dia untuk di ceritakan. Beneran! Etapi... pokonya dia anaknya rada-rada 'rentan galau'. Bwakaka, kagak ngerti gue mah. Katanya sih, masalah 'cinta' bahahaha. Yaudah, langsung ajadeh ya, ini dia:

Nah, itu tadi, semua sahabatku ketika aku masih kelas 7. Aku senang bisa dipertemukan sama mereka semua. Sampai saat ini, aku masih menjalin hubungan baik dengan mereka. Bahkan, di kelas 9 ini, aku sekelas lagi sama Fani dan Meidira. Aku juga duduk satu meja sama Meidira, dan di sampingku itu Fani. Mereka masih sama. Sama-sama sahabat yang baik. Sahabat-sahabatku, persahabatan itu ngga akan hilang kalo kita menjaganya kan? Haha, tentu saja. Mungkin suatu saat, akan ada yang membuat kita ngga bisa sama-sama lagi. Ntah itu karena usia, tempat&ruang, waktu, semuanya. 

Tapi, kalian harus ingat, bahwa kita pernah bersama. Kita pernah tertawa bersama. Ya, kita pernah menjalin persahabatan ini. Satu hal yang harus di garis bawahi: Rifqa Imelda, sayang kalian semua

Salam sahabat,
Rifqa Imelda Miswa. L